Kebutuhan Nutrisi dan Jumlah Kalori Makanan Diabetes Melitus
Panduan Praktis menghitung jumlah kalori penderita Diabetes Mellitus sesuai dengan pasien di Indonesia
Diabetes
melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang atau
sindrom yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah
akibat penurunan sekresi insulin yang progresif dilatarbelakangi oleh resistensi
insulin (Soegondo, dkk, 2009:12).
Faktor
risiko diabetes :
- Kelompok usia dewasa tua (45 tahun ke atas).
- Kegemukan (IMT > 27 (kg/m2))
IMT atau Indeks Masa
Tubuh = Berat Badan (Kg) dibagi Tinggi Badan (meter) dibagi lagi dengan Tinggi
Badan (meter)
Misalnya : Berat
Badan 86 kg dan Tinggi Badan 175 cm,
maka IMT = 86 / 1,75x1,75 = 28
IMT > 27,
berarti memiliki faktor risiko diabetes.
- Tekanan darah tinggi (> 140/90 mmHg).
- Riwayat keluarga DM, ayah atau ibu atau saudara kandung ada yang terkena penyakit diabetes.
- Riwayat kehamilan dengan BB lahir bayi > 4000 gram.
- Riwayat DM pada kehamilan.
- Dislipidemia (HDL < 35 mg/dl dan atau Trigliserida > 250 mg/dl)
- Pernah TGT (Toleransi Glukosa Terganggu) atau GDPT (glukosa darah puasa terganggu).
Banyak
orang berpendapat, bahwa orang kurus tidak dapat terkena diabetes, hal ini
tidak benar, terutama orang kurus dengan perut buncit yang disebut obesitas
sentral. Menurut Public Health England 2014, seseorang dengan perut buncit
apakah kurus apakah gemuk dengan lingkar pinggang melebihi 80 centimeter bagi
wanita dan melebihi 90 centimeter bagi pria memiliki tingkat risiko 7 kali
lebih besar terkena diabetes daripada yang tidak buncit. Buncit berarti
kelebihan asupan makanan dan mengundang terjadinya diabetes.
Tabel: Kadar glukosa darah sewaktu dan
puasa dengan metode enzimatik sebagai patokan penyaring dan diagnosis DM
(mg/dl)
|
Bukan DM
|
Belum pasti DM
|
DM
|
Kadar glukosa darah sewaktu:
|
|||
Plasma vena
|
<110
|
110 - 199
|
>200
|
Darah kapiler
|
<90
|
90 - 199
|
>200
|
Kadar glukosa darah puasa:
|
|
||
Plasma vena
|
<110
|
110 - 125
|
>126
|
Darah kapiler
|
<90
|
90 - 109
|
>110
|
Prinsip
pengaturan makan pada diabetisi hampir sama dengan anjuran makan untuk orang
sehat, yaitu makanan yang beragam, bergizi dan berimbang atau lebih dikenal
dengan gizi seimbang. Maksudnya adalah sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat
gizi masing-masing individu. Hal yang sangat penting ditekankan adalah pola
makan yang disiplin dalam hal Jadwal makan, Jenis dan Jumlah makanan atau
terkenal dengan istilah 3 J.
Pengaturan
porsi makanan sedemikian rupa sehingga asupan zat gizi tersebar sepanjang hari. Penurunan berat badan ringan atau
sedang (5-10kg) sudah terbukti dapat meningkatkan kontrol diabetes, walaupun
berat badan idaman tidak dicapai. Penurunan berat badan dapat diusahakan
dicapai dengan baik dengan penurunan asupan energi yang moderat dan peningkatan
pengeluaran energi. Dianjurkan pembatasan kalori sedang yaitu 250-500 kkal
lebih rendah dari asupan rata-rata sehari.
JADWAL MAKAN DIABETES 3J dan SEBARAN
KALORI /HARI :
07.00 Makan Pagi
20 %
10.00 Selingan 10%
13.00 Makan Siang
30%
16.00 Selingan 10%
19.00 Makan Malam
20%
21.00 Selingan 10%
Sebaran Kalori dapat di modifikasi sesuai dengan pola makan di Indonesia
yang berat di makan pagi dan malam sbb :
JADWAL MAKAN DIABETES 3J dan SEBARAN
KALORI /HARI :
07.00 Makan Pagi
25 %
10.00 Selingan 5 %
13.00 Makan Siang
30 %
16.00 Selingan 5 %
19.00 Makan Malam
30 %
21.00 Selingan 5 %
Total 100 %
Faktor-faktor penentu
kebutuhan energi yaitu:
Jenis kelamin
Kebutuhan
kalori wanita sebesar 25 kkal/kg BB ideal
pria 30 kkal/kg BB ideal
Umur
Pasien
usia > 40 tahun , kebutuhan kalori :
- 40-59 tahun
dikurangi 5% dari energi basal
- 60-69 tahun dikurangi 10 % dari
energi basal
- > 70 tahun dikurangi 20% dari
energi basal
- Pada bayi dan anak-anak kebutuhan kalori adalah jauh
lebih tinggi
daripada orang dewasa,
dalam tahun pertama bisa mencapai 112 kal/kg BB.
- Umur 1 tahun membutuhkan lebih kurang 1000 kalori dan
selanjutnya pada
anak-anak lebih
daripada 1 tahun mendapat tambahan 100 kalori untuk
tiap tahunnya.
Aktifitas fisik atau pekerjaan
Kebutuhan
kalori ditambah sesuai dengan intensitas aktifitas fisik
Penambahan
kalori dari aktifitas fisik:
- Keadaan istirahat
: ditambah 10% dari kebutuhan basal
- Keadaan aktifitas ringan : ditambahkan 20% dari
kebutuhan basal
- Keadaan
aktifitas sedang : ditambahkan 30% dari kebutuhan basal
- Aktifitas berat dan sangat berat: ditambahkan 40-50% dari
kebutuhan basal
Jenis aktifitas
dikelompokkan sebagai berikut :
- Keadaan
istirahat : berbaring di tempat tidur.
- Ringan : pegawai kantor, pegawai toko, guru, ahli hukum,
ibu rumah tangga dan lain-lain
- Sedang : pegawai di industri ringan, mahasiswa, militer
yang sedang tidak perang, .
- Berat : petani, buruh, militer dalam keadaan
latihan, penari, atlit.
- Sangat
berat : tukang becak, tukang gali, pandai besi.
Berat badan
- Bila gemuk: dikurangi 20-30% tergantung dari tingkat
kegemukan.
- Bila kurus: ditambah 20-30% tergantung dari tingkat
kekurusan untuk menambah berat badan.
- Untuk tujuan penurunan berat badan jumlah kalori yang
diberikan paling sedikit 1000-1200 kalori perhari untuk wanita dan 1200-1600
kalori perhari untuk pria.
Untuk meningkatkan
kepatuhan pasien, sejauh mungkin perubahan dilakukan secara bertahap dan
harus disesuaikan dengan kebiasaan makan.
Karbohidrat
Rekomendari ADA tahun 1994 lebih memfokuskan pada jumlah total
karbohidrat daripada jenisnya. Rekomendasi untuk sukrosa lebih liberal. Buah
dan susu sudah terbukti mempunyai respon glikemik yang lebih rendah dari pada
sebagian besar tepung-tepungan. Walaupun berbagai tepung-tepungan mempunyai
respon glikemik yang berbeda, prioritas hendaknya lebih pada jumlah total karbohidrat yang
dikonsumsi daripada sumber karbohidrat.
Anjuran konsumsi
karbohidrat untuk diabetesi di Indonesia:
1. 45-65%
total asupan energi.
2. Pembatasan
karbohidrat tidak dianjurkan < 130 g/hari.
3. Makanan
harus mengandung lebih banyak karbohidrat terutama berserat tinggi.
4. Sukrosa
tidak boleh lebih dari 5% sehari ( 3-4 sdm)
5. Makan
3 kali sehari untuk mendistribusikan asupan karbohidrat dalam sehari.
Penggunaan pemanis
alternatif pada diabetesi, aman digunakan asal tidak melebihi batas aman
(Accepted Dialy Intake).
1. Fruktosa <
50 gr/hr, jika berlebih menyebabkan diare
2. Sorbitol <
30 gr, jika berlebih menyebabkan kembung, diare
3. Manitol <
20 gr/hr
4. Aspartam 0
mg/ kg BB?hr
5. Sakarin 1
gr/hr
6. Acesulfame K
15 mg/kg BB/hr
7. Siklamat 11
mg/kg BB/hr
Bukti ilmiah
menunjukkan bahwa penggunaan sukrosa sebagai bagian dari perencanaan makan
tidak memperburuk kontrol glukosa darah pada individu dengan diabetes tipe 1
dan 2. Sukrosa dari makanan harus diperhitungkan sebagai pengganti
karbohidrat makanan lain dan tidak hanya dengan menambahkannya pada perencanaan
makan. Dalam melakukan subtitusi ini kandungan zat gizi dari makanan-makanan
manis yang pekat dan kandugan zat gizi lain dari makanan yang mengandung
sukrosa harus dipertimbangkan, seperti lemak yang sering ada
bersama sukrosadalammakanan.
Fruktosa menaikkan
glukosa plasma lebih kecil daripada sukrosa dan kebanyakan karbohidrat jenis
tepung-tepungan. Dalam hal ini fruktosa dapat memberikan keuntungan sebagai
bahan pemanis pada diet diabetes. Namun pengaruhnyadalam jumlah besar (20%
energi) potensial merugikan pada kolesterol dan LDL. Penderita
disiplemia hendaknya menghindari mengkonsumsi fruktosa dalam jumlah besar,
namun tidak ada alasan untuk menghindari makanan sepertibuah-buahan dan sayuran
yang mengandung fruktosa alami maupun konsumsi sejumlah sedang
makananyangmengandungpemanisfruktosa.
Sorbitol, manitol dan
xylitol adalah gula alkohol biasa mengadung 7 kalori /gram menghasilkan respon
glikemik lebih rendah daripada sukrosa dan karbohidrat lain. Penggunaan pemanis
tersebut secaraberlebihan dapat mempunyai pengaruh laksatif. Sakarin,
aspartame adalah pemanis tak bergizi yang dapat diterima sebagai pemanis pada
semua penderitaDM.
Serat
Rekomendasi asupan serat untuk orang dengan diabetes sama dengan untuk orang yang tidak diabetes yaitu dianjurkan mengkonsumsi 20-35 gr serat makanan dari berbagai sumber bahan makanan. Di Indonesia anjurannya adalah kira-kira 25 gr/1000 kalori/ hari dengan mengutamakan serat larut air.
Protein
Menurut konsensus
pengelolaan diabetes di Indonesia tahun 2006 kebutuhan protein untuk diabetisi
15%-20% energi. Perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8 g/kg berat badan
perhari atau 10% dari kebutuhan energi dengan timbulnya nefropati pada orang
dewasa dan 65% hendaknya bernilai biologic tinggi.
Sumber protein yang
baik adalah ikan, seafood, daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk susu
rendah lemak, kacang-kacangan dan tahu-tempe.
Total lemak
Anjuran asupan lemak
di Indonesia adalah 20-25% energi. lemak jenuh < 7% kebutuhan energi dan
lemak tidak jenuh ganda <10% kebutuhan energi, sedangkan selebihnya dari
lemak tidak jenuh tunggal. Asupan kolesterol makanan hendaknya dibatasi tidak
lebih dari 300 mg perhari.
Apabila peningkatan
LDL merupakan masalah utama, dapat diikuti anjuran diet disiplin diet
dislipidemia. Tujuan utama pengurangan konsumsi lemak jenuh dan kolesterol
adalah untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.
Garam
Anjuran asupan untuk orang dengan diabetes sama dengan penduduk biasa yaitu tidak lebih dari 3000 mgr atau sama dengan 6-7 g (1 sdt) garam dapur, sedangkan bagi yang menderita hipertensi ringan sampai sedang, dianjurkan 2400 mgr natrium perhari atau sama dengan 6 gr/hari garam dapur. Sumber natrium antara lain adalah garam dapur, vetsin dan soda.
Anjuran asupan untuk orang dengan diabetes sama dengan penduduk biasa yaitu tidak lebih dari 3000 mgr atau sama dengan 6-7 g (1 sdt) garam dapur, sedangkan bagi yang menderita hipertensi ringan sampai sedang, dianjurkan 2400 mgr natrium perhari atau sama dengan 6 gr/hari garam dapur. Sumber natrium antara lain adalah garam dapur, vetsin dan soda.
Alkohol
Anjuran penggunaan alkohol untuk orang dengan diabetes sama dengan masyarakat umum. Dalam keadaan normal, kadar glukosa darah tidak terpengaruh oleh penggunaan alkohol dalam jumlah sedang apabila diabetes terkendali dengan baik. Alkohol dapat meningkatkan resiko hipoglikemia pada mereka yang menggunakan insulin atau sulfonylurea. Karena itu sebaiknya hanya diminum pada saat makan. Bagi orang dengan diabetes yang mempunyai masalah kesehatan lain seperti pancreatitis, dislipidemia, atau neuropati mungkin perlu anjuran untuk mengurangi atau menghindari alkohol. Asupan kalori dari alkohol diperhitungkan sebagai bagian dari asupan kalori total dan sebagai penukar lemak (1 minuman alcohol sama dengan 2 penukar lemak).
Anjuran penggunaan alkohol untuk orang dengan diabetes sama dengan masyarakat umum. Dalam keadaan normal, kadar glukosa darah tidak terpengaruh oleh penggunaan alkohol dalam jumlah sedang apabila diabetes terkendali dengan baik. Alkohol dapat meningkatkan resiko hipoglikemia pada mereka yang menggunakan insulin atau sulfonylurea. Karena itu sebaiknya hanya diminum pada saat makan. Bagi orang dengan diabetes yang mempunyai masalah kesehatan lain seperti pancreatitis, dislipidemia, atau neuropati mungkin perlu anjuran untuk mengurangi atau menghindari alkohol. Asupan kalori dari alkohol diperhitungkan sebagai bagian dari asupan kalori total dan sebagai penukar lemak (1 minuman alcohol sama dengan 2 penukar lemak).
Kebutuhan kalori
Kebutuhan kalori
sesuai untuk mencapai dan mempertahankan berat badan ideal. Komposisi energy
adalah 45-65% dari karbohidrat, 10-20% dari protein dan 20-25% dari lemak. Ada
beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan orang dengan
diabetes. Di antaranya adalah dengan memperhitungkan kebutuhan kalori basal
yang besarnya 25-30 kalori/kg BB ideal, ditambah dan dikurangi bergantung pada
beberapa faktor yaitu jenis kelamin, umur, aktivitas, kehamilan/laktasi, adanya
komplikasi dan berat badan.
CONTOH KASUS PASIEN
:
Nama : Ny S
, 49 thn
Pekerjaan :
kary. Swasta (buruh pabrik)
BB : 63 KG TB : 155 CM
1. HITUNG IMT atau BMI
BMI : BERAT BADAN : TINGGI BADAN KUADRAT
BMI : 63 / (1.55) ² = 26.2
2. HITUNG ENERGI BASAL
Wanita : 25 x KG BB
25 X 63 = 1575 KKAL
3. HITUNG KOREKSI (USIA, AKTIFITAS, dan
BMI) :
USIA
: -5%
Aktifitas : +50% (AKTIVITAS BERAT)
BMI : -25% (GEMUK)
usia :
1575-(5% X 1575 ) = 1496
Aktivitas: 1496 + (50%X 1575) =2283
BMI : 2283 – (25% X 1575 ) = 1889 dibulatkan : 1900 KKAL/HARI
4. Tentukan kebutuhan Karbohidrat,
Protein, dan Lemak
KH : 60% X 1900= 1140 :4 = 285 GRAM / hari
PROT : 15% X 1900 = 285 : 4 = 71 GRAM / hari
LEMAK : 25% X 1900 = 475 : 9 = 53
GRAM / hari
Waktu Makan
|
%
|
Energi (Total 1900 Kcal)
|
Pagi (07.00)
|
25
|
475 Kcal
|
Snack (10.00)
|
5
|
95 Kcal
|
Siang (13.00)
|
30
|
570 Kcal
|
Snack (16.00)
|
5
|
95 Kcal
|
Malam (19.00)
|
30
|
570 Kcal
|
Snack (21.00)
|
5
|
95 Kcal
|
Contoh untuk makan
pagi 475 Kcal (Lihat tabel kelompok kalori makanan) :
1. 1 Porsi Nasi :
175 Kcal
2. 2 Potong Tempe : 80 Kcal
3. 2 Potong Ayam :
100 Kcal
4. Tumis kangkung :
25 Kcal
5. Minyak untuk menggoreng : 100 Kcal +
480
Kcal
Rentang : Lebih/Kurang 10%
- salam sehat -