Minggu, 31 Januari 2016

contoh menghitung kalori makanan diabetes



 Kebutuhan Nutrisi dan Jumlah Kalori Makanan Diabetes Melitus

Panduan Praktis menghitung jumlah kalori penderita Diabetes Mellitus sesuai dengan pasien di Indonesia


Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang atau sindrom yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi insulin yang progresif dilatarbelakangi oleh resistensi insulin (Soegondo, dkk, 2009:12).
Faktor risiko diabetes :
  • Kelompok usia dewasa tua (45 tahun ke atas).
  • Kegemukan (IMT > 27 (kg/m2))
 IMT atau Indeks Masa Tubuh = Berat Badan (Kg) dibagi Tinggi Badan (meter) dibagi lagi dengan Tinggi Badan (meter)
 Misalnya : Berat Badan 86 kg dan Tinggi Badan 175 cm,
maka IMT = 86 / 1,75x1,75 = 28
         IMT > 27, berarti memiliki faktor risiko diabetes.
  • Tekanan darah tinggi (> 140/90 mmHg).
  • Riwayat keluarga DM, ayah atau ibu atau saudara kandung ada yang terkena penyakit diabetes.
  • Riwayat kehamilan dengan BB lahir bayi > 4000 gram.
  • Riwayat DM pada kehamilan.
  • Dislipidemia (HDL < 35 mg/dl dan atau Trigliserida > 250 mg/dl)
  • Pernah TGT (Toleransi Glukosa Terganggu) atau GDPT (glukosa darah puasa terganggu).
Banyak orang berpendapat, bahwa orang kurus tidak dapat terkena diabetes, hal ini tidak benar, terutama orang kurus dengan perut buncit yang disebut obesitas sentral. Menurut Public Health England 2014, seseorang dengan perut buncit apakah kurus apakah gemuk dengan lingkar pinggang melebihi 80 centimeter bagi wanita dan melebihi 90 centimeter bagi pria memiliki tingkat risiko 7 kali lebih besar terkena diabetes daripada yang tidak buncit. Buncit berarti kelebihan asupan makanan dan mengundang terjadinya diabetes.
 Tabel: Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode enzimatik sebagai patokan penyaring dan diagnosis DM (mg/dl)
Bukan DM
Belum pasti DM
  DM
Kadar glukosa darah sewaktu:



Plasma vena
<110
110 - 199
>200
Darah kapiler
<90
90 - 199
>200
Kadar glukosa darah puasa:


  
Plasma vena
<110
110 - 125
>126
Darah kapiler
<90
90 - 109
>110


Prinsip pengaturan makan pada diabetisi hampir sama dengan anjuran makan untuk orang sehat, yaitu makanan yang beragam, bergizi dan berimbang atau lebih dikenal dengan gizi seimbang. Maksudnya adalah sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu. Hal yang sangat penting ditekankan adalah pola makan yang disiplin dalam hal  Jadwal makan, Jenis dan Jumlah makanan atau terkenal dengan istilah 3 J.
Pengaturan porsi makanan sedemikian rupa sehingga asupan zat gizi tersebar sepanjang hari. Penurunan berat badan ringan atau sedang (5-10kg) sudah terbukti dapat meningkatkan kontrol diabetes, walaupun berat badan idaman tidak dicapai. Penurunan berat badan dapat diusahakan dicapai dengan baik dengan penurunan asupan energi yang moderat dan peningkatan pengeluaran energi. Dianjurkan pembatasan kalori sedang yaitu 250-500 kkal lebih rendah dari asupan rata-rata sehari.
JADWAL MAKAN DIABETES 3J dan SEBARAN KALORI /HARI :
07.00                        Makan Pagi                      20 %
10.00                        Selingan                           10%
13.00                       Makan Siang                     30%
16.00                        Selingan                           10%
19.00                       Makan Malam                   20%
21.00                       Selingan                            10%
Sebaran Kalori dapat di modifikasi sesuai dengan pola makan di Indonesia yang berat di makan pagi dan malam sbb :
JADWAL MAKAN DIABETES 3J dan SEBARAN KALORI /HARI :
07.00                        Makan Pagi                      25 %
10.00                        Selingan                             5 %
13.00                       Makan Siang                     30 %
16.00                        Selingan                              5 %
19.00                       Makan Malam                   30 %
21.00                       Selingan                              5 %
                                                                               Total   100 %

Faktor-faktor penentu kebutuhan energi yaitu:
 Jenis kelamin
Kebutuhan kalori wanita sebesar 25 kkal/kg BB ideal
                             pria 30 kkal/kg BB ideal
 Umur
Pasien usia > 40 tahun , kebutuhan kalori :
     - 40-59 tahun dikurangi 5% dari energi basal
     - 60-69 tahun dikurangi 10 % dari energi basal
    - > 70 tahun dikurangi 20% dari energi basal
- Pada bayi dan anak-anak kebutuhan kalori adalah jauh lebih tinggi
  daripada orang dewasa, dalam tahun pertama bisa mencapai 112 kal/kg BB.
- Umur 1 tahun membutuhkan lebih kurang 1000 kalori dan selanjutnya pada
   anak-anak lebih daripada 1 tahun mendapat tambahan 100 kalori untuk
   tiap tahunnya.
 Aktifitas fisik atau pekerjaan
Kebutuhan kalori ditambah sesuai dengan intensitas aktifitas fisik
Penambahan kalori dari aktifitas fisik:
- Keadaan istirahat           : ditambah 10% dari kebutuhan basal
- Keadaan aktifitas ringan : ditambahkan 20% dari kebutuhan basal
- Keadaan aktifitas sedang : ditambahkan 30% dari kebutuhan basal
- Aktifitas berat dan sangat berat: ditambahkan 40-50% dari kebutuhan basal
Jenis aktifitas dikelompokkan sebagai berikut :
- Keadaan istirahat : berbaring di tempat tidur.
- Ringan : pegawai kantor, pegawai toko, guru, ahli hukum, ibu rumah tangga dan lain-lain
- Sedang : pegawai di industri ringan, mahasiswa, militer yang sedang tidak perang, .
- Berat : petani, buruh, militer dalam keadaan latihan, penari, atlit.
- Sangat berat : tukang becak, tukang gali, pandai besi.
 Berat badan
- Bila gemuk: dikurangi 20-30% tergantung dari tingkat kegemukan.
- Bila kurus: ditambah 20-30% tergantung dari tingkat kekurusan untuk menambah berat badan.
- Untuk tujuan penurunan berat badan jumlah kalori yang diberikan paling sedikit 1000-1200 kalori perhari untuk wanita dan 1200-1600 kalori perhari untuk pria.
Untuk meningkatkan kepatuhan pasien, sejauh mungkin perubahan dilakukan secara bertahap dan harus disesuaikan dengan kebiasaan makan.

Karbohidrat
Rekomendari ADA tahun 1994 lebih memfokuskan pada jumlah total karbohidrat daripada jenisnya. Rekomendasi untuk sukrosa lebih liberal. Buah dan susu sudah terbukti mempunyai respon glikemik yang lebih rendah dari pada sebagian besar tepung-tepungan. Walaupun berbagai tepung-tepungan mempunyai respon glikemik yang berbeda, prioritas hendaknya lebih pada jumlah total karbohidrat yang dikonsumsi daripada sumber karbohidrat.
Anjuran konsumsi karbohidrat untuk diabetesi di Indonesia:
1. 45-65% total asupan energi.
2. Pembatasan karbohidrat tidak dianjurkan < 130 g/hari.
3. Makanan harus mengandung lebih banyak karbohidrat terutama berserat tinggi.
4. Sukrosa tidak boleh lebih dari 5% sehari ( 3-4 sdm)
5. Makan 3 kali sehari untuk mendistribusikan asupan karbohidrat dalam sehari.
Penggunaan pemanis alternatif pada diabetesi, aman digunakan asal tidak melebihi batas aman (Accepted Dialy Intake).
1. Fruktosa < 50 gr/hr, jika berlebih menyebabkan diare
2. Sorbitol < 30 gr, jika berlebih menyebabkan kembung, diare
3. Manitol < 20 gr/hr
4. Aspartam 0 mg/ kg BB?hr
5. Sakarin 1 gr/hr
6. Acesulfame K 15 mg/kg BB/hr
7. Siklamat 11 mg/kg BB/hr
Bukti ilmiah menunjukkan bahwa penggunaan sukrosa sebagai bagian dari perencanaan makan tidak memperburuk kontrol glukosa darah pada individu dengan diabetes tipe 1 dan 2. Sukrosa dari makanan harus diperhitungkan sebagai pengganti karbohidrat makanan lain dan tidak hanya dengan menambahkannya pada perencanaan makan. Dalam melakukan subtitusi ini kandungan zat gizi dari makanan-makanan manis yang pekat dan kandugan zat gizi lain dari makanan yang mengandung sukrosa harus dipertimbangkan, seperti lemak yang sering ada bersama sukrosadalammakanan.
Fruktosa menaikkan glukosa plasma lebih kecil daripada sukrosa dan kebanyakan karbohidrat jenis tepung-tepungan. Dalam hal ini fruktosa dapat memberikan keuntungan sebagai bahan pemanis pada diet diabetes. Namun pengaruhnyadalam jumlah besar (20% energi) potensial merugikan pada kolesterol dan LDL. Penderita disiplemia hendaknya menghindari mengkonsumsi fruktosa dalam jumlah besar, namun tidak ada alasan untuk menghindari makanan sepertibuah-buahan dan sayuran yang mengandung fruktosa alami maupun konsumsi sejumlah sedang makananyangmengandungpemanisfruktosa.
Sorbitol, manitol dan xylitol adalah gula alkohol biasa mengadung 7 kalori /gram menghasilkan respon glikemik lebih rendah daripada sukrosa dan karbohidrat lain. Penggunaan pemanis tersebut secaraberlebihan dapat mempunyai pengaruh laksatif. Sakarin, aspartame adalah pemanis tak bergizi yang dapat diterima sebagai pemanis pada semua penderitaDM.

Serat
Rekomendasi asupan serat untuk orang dengan diabetes sama dengan untuk orang yang tidak diabetes yaitu dianjurkan mengkonsumsi 20-35 gr serat makanan dari berbagai sumber bahan makanan. Di Indonesia anjurannya adalah kira-kira 25 gr/1000 kalori/ hari dengan mengutamakan serat larut air.
Protein
Menurut konsensus pengelolaan diabetes di Indonesia tahun 2006 kebutuhan protein untuk diabetisi 15%-20% energi. Perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8 g/kg berat badan perhari atau 10% dari kebutuhan energi dengan timbulnya nefropati pada orang dewasa dan 65% hendaknya bernilai biologic tinggi.
Sumber protein yang baik adalah ikan, seafood, daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak, kacang-kacangan dan tahu-tempe.
Total lemak
Anjuran asupan lemak di Indonesia adalah 20-25% energi. lemak jenuh < 7% kebutuhan energi dan lemak tidak jenuh ganda <10% kebutuhan energi, sedangkan selebihnya dari lemak tidak jenuh tunggal. Asupan kolesterol makanan hendaknya dibatasi tidak lebih dari 300 mg perhari.
Apabila peningkatan LDL merupakan masalah utama, dapat diikuti anjuran diet disiplin diet dislipidemia. Tujuan utama pengurangan konsumsi lemak jenuh dan kolesterol adalah untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.
Garam
Anjuran asupan untuk orang dengan diabetes sama dengan penduduk biasa yaitu tidak lebih dari 3000 mgr atau sama dengan 6-7 g (1 sdt) garam dapur, sedangkan bagi yang menderita hipertensi ringan sampai sedang, dianjurkan 2400 mgr natrium perhari atau sama dengan 6 gr/hari garam dapur. Sumber natrium antara lain adalah garam dapur, vetsin dan soda.
Alkohol
Anjuran penggunaan alkohol untuk orang dengan diabetes sama dengan masyarakat umum. Dalam keadaan normal, kadar glukosa darah tidak terpengaruh oleh penggunaan alkohol dalam jumlah sedang apabila diabetes terkendali dengan baik. Alkohol dapat meningkatkan resiko hipoglikemia pada mereka yang menggunakan insulin atau sulfonylurea. Karena itu sebaiknya hanya diminum pada saat makan. Bagi orang dengan diabetes yang mempunyai masalah kesehatan lain seperti pancreatitis, dislipidemia, atau neuropati mungkin perlu anjuran untuk mengurangi atau menghindari alkohol. Asupan kalori dari alkohol diperhitungkan sebagai bagian dari asupan kalori total dan sebagai penukar lemak (1 minuman alcohol sama dengan 2 penukar lemak).
Kebutuhan kalori
Kebutuhan kalori sesuai untuk mencapai dan mempertahankan berat badan ideal. Komposisi energy adalah 45-65% dari karbohidrat, 10-20% dari protein dan 20-25% dari lemak. Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan orang dengan diabetes. Di antaranya adalah dengan memperhitungkan kebutuhan kalori basal yang besarnya 25-30 kalori/kg BB ideal, ditambah dan dikurangi bergantung pada beberapa faktor yaitu jenis kelamin, umur, aktivitas, kehamilan/laktasi, adanya komplikasi dan berat badan.









CONTOH KASUS PASIEN :
Nama         : Ny  S , 49 thn
Pekerjaan : kary. Swasta (buruh pabrik)
BB : 63 KG        TB : 155 CM
1.    HITUNG IMT atau BMI
BMI : BERAT BADAN : TINGGI BADAN KUADRAT
            BMI : 63 / (1.55) ² = 26.2
2.    HITUNG ENERGI BASAL
Wanita : 25 x KG BB
                25 X 63 = 1575 KKAL
3.    HITUNG KOREKSI (USIA, AKTIFITAS, dan BMI) :
        USIA       :  -5%
                   Aktifitas :  +50% (AKTIVITAS BERAT)
                   BMI        : -25% (GEMUK)
                         usia        : 1575-(5% X 1575 )      = 1496
                         Aktivitas: 1496 + (50%X 1575)   =2283
                          BMI       : 2283 – (25% X 1575 ) = 1889  dibulatkan : 1900 KKAL/HARI
4.    Tentukan kebutuhan Karbohidrat, Protein, dan Lemak
              KH        : 60% X 1900= 1140 :4 = 285 GRAM / hari
              PROT   : 15% X 1900 = 285 : 4 = 71 GRAM / hari
              LEMAK : 25% X 1900 = 475 : 9 = 53 GRAM / hari

Waktu Makan
%
Energi (Total 1900 Kcal)
Pagi (07.00)
25
475 Kcal
Snack (10.00)
5
95 Kcal
Siang (13.00)
30
570 Kcal
Snack (16.00)
5
 95 Kcal
Malam (19.00)
30
570 Kcal
Snack (21.00)
5
 95 Kcal

Contoh untuk makan pagi 475 Kcal  (Lihat tabel kelompok kalori makanan) :
1. 1 Porsi Nasi                         : 175 Kcal
2. 2 Potong Tempe                 :  80 Kcal
3. 2 Potong Ayam                   : 100 Kcal
4. Tumis kangkung                 : 25 Kcal
5. Minyak untuk menggoreng : 100 Kcal     +
                                                480 Kcal
Rentang : Lebih/Kurang 10%
                             

demikian contoh dari menghitung kalori salah satu pasien saya di Klinik. mudah-mudahan dapat membantu..

                                                                                                       - salam sehat -